assalamualaikum

selamat datang di blog kami semoga apa yang kami sajikan bisa bermanfaat bagi kita semua amin

Minggu, 13 Juni 2010

Laporan praktikum

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKNG
Praktukum Fisika Dasar II merupakan sebuah mata kuliah yang harus di ikuti oleh sitap mahasiswa jurusan MIPA. Karena itulah pada tanggal 06 mei 2009 kami mahasiswa/i Prodi Fisika melakukan praktikum Fisika dasar II yang bertempat di Lab. Fisika Kampus STKIP Hamzanwadi Selong. Kami melakukan tiga kali praktikum dimana yang pertama adalah praktikum mengenai Lensa Tipis dan dilanjutkan dengan Viskositas Zat Cair, dan yang terakhir kami praktikkan adalh mengenai Harga Air Kalorimeter.
Kami melakukan praktikum + selama 4 minggu dan itu sempat di undur karena dalam proses praktikum ada beberapa hari tempat kami libur dan itu mau tidak mau menghambat jadwal praktikum yang sudah ditetapkan oleh panitia praktikum.
Pada saat melaksanakan praktikum ada suka dan duka yang kami alami dimana penyebabnya adalah bermacam-macam akantetapi kami tidak mau menyerah dengan halangan dan rintangan yang kami hadapi karena kami yakin bahwa itu semua adalah sebuah ujian bagi kami, yang apabila kami bisa menghadapinya dengan tenang maka kami akan lulus dalam ujian tersebut.

B. MANFAAT
Dalam hal praktikum ini banyak sekali manfaat yang kami dapatkan diantaranya kami bisa mengenal lebih dekat mengenai lesa tipis, harga air kalori meter dan viskositas zat cair walau dalam proses praktikum kami agak merasa kesulitan dan merasa bingung dengan apa yang diberika koas karena menurut kami banyak hal yang berkaitan dengan praktikum akan tetapi sengaja diabaikan.
Disamping itu juga kami dapat memahami lebih dalam mengenai dasar-dasar teori yang ada dalam praktikum yang kami lakukan.

BAB I
LAPORAN LENSA TIPIS

I. TUJUAN
1. Menyelidiki Hubungan Antara jarak Benda (S0), jarak Bayangan (S1), dan jarak titik Api (F)
II. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 06-05-2009
Waktu : 08.00 – 10.00 Wita
Tempat : Labolatorium MIPA FISIKA STKIP Hamzanwadi Selong
III. LANDASAN TEORI
Secara umum lensa dibagi menjadi 2 jenis yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Pada lensa cekung cahaya yang sej ajar dan dekat dengan sumbu optik (paraksial) dibiaskan menyebar seakan-akan berasal dan suatu titik fokus maya di belakang lensa, oleh sebab itu lensa cekung dikatakan bersifat divergen. Sedangkan pada lensa cembung cahaya panaksial dibiaskan menuju ke titik fokus nyata di depan lensa, sehingga lensa cembung dikatakan bersifat konvergen. Jarak antara lensa dengan titik fokusnya dinamakan jarak fokus.
Bila sebuah benda (obyek) ditempatkan sejauh o dan lensa tipis yang mempunyai janak fokus f akan dihasilkan bayangan yang terletak sejaub i dan lensa yang memenuhi persamaan Gauss:

1. Mencari jarak fokns lensa cembung
(a) Dengan menggunakan persamaan Gauss (1)
Gambar 1. Lensa cembung
Benda, lensa cembung dan layar disusun seperti pada gambar 1.



Benda (obyek) mempakan anak panah iluminasi terang yang dibentuk oleh plat logam dan ampu. Dengan menggeser-geser layar maka pada posisi tertenm diperoleh bayangan yang nyata yang terjelas pada layar. Lakukan pengukuran I sebanyak 6 kali. Kemudian ulangi percobaan mi dengan mengubah jarak benda a, sebanyak 6 kali.
(b) Dengan pengukuran langsung
OIeh karena sinar datang yang sejajar sumbu dapat dihasilkan oleb benda yang terletak tak berhingga jauhnya dan lensa, maka jarak fokus lensa cembung dapat diukur langsung dengan menggunakan benda yang letaknya jauh sekali dan lensa. Untuk benda jauh mi bayangan nyatanya terletak pada jarak fokus lensa.
Arahkan lensa pada benda-benda jauh, misalnya awan di langit, ukur jarak bayangan awan mi yang tertangkap pada layar sebagai jarak fokus yang dicari. Lakukan berulang sampai 6 kali.
2. Mencari jarak fokus lensa cekung
Untuk mendapatkan bayangan nyata dan lensa cekung hams digunakan benda maya. Oleh sebab itu percobaan mi memerlukan lensa cembung sebagai ensa pembanm. Mula-mula disusun sistem benda-lensa-layar seperti pada gambar 2a dan dicari bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa cembung. Kemudian lensa cekung diletakkan di antara lensa cembung dan layar sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung menjadi benda (obyek) maya bagi lensa cekung seperti tampak pada gambar 2b.
Kemudian dengan menggeser-geser layar akan didapat bayangan nyata lensa cekung tsb. Jarak fokus lensa cekung dapat dihitung dan pers. (I) dimana harga a negatif karena maya. Lakukan percobaan mi sebanyak 6 kali.
Kemudian ulangi percobaan mi dengan mengubah jarak a, sebanyak 6 kali.
Gb.2a
Gain bar 2. Fengukaranfokus lensa cekung






Lensa tipis adalah lensa yang ketebalannya dapat diabaikan sehingga pengukuran jarak titik fokus dilakukan dari satu titik yakni pusat lensa (vertex). Mari kita bandingkan perbedaan antara lensa tipis (Gambar 1) dan lensa tebal (Gambar 2). ¬¬

Gambar 1. Suatu lensa tipis


Gambar 2. Suatu lensa tebal
Kita mulai dari lensa tebal terlebih dahulu. Lensa tebal memiliki ketebalan lensa - jarak yang mesti dilalui sinar ketika bergerak dari permukaan 1 ke permukaan 2 - yang dalam pembentukan bayangan tak dapat diabaikan. Acuan untuk pengukuran jarak f1 (titik fokus 1) berbeda dengan acuan untuk f2 (titik fokus 2). f1 diukur dari bidang utama 1 (first principal plane) dan f2 diukur dari bidang utama 2 ( second principal plane). Jarak antara kedua bidang utama tersebut mesti diperhitungkan dalam penentuan bayangan.
Sementara lensa tipis mem¬¬iliki bidang utama 1 dan 2 yang berimpit sehingga hanya ada 1 bidang utama untuk lensa tipis. Konsekuensinya pengukuran jarak titik fokus mengacu pada bidang yang sama atau titik yang sama yaitu pusat lensa (vertex). Pada lensa tipis ketebalan lensa diabaikan sehingga tidak perlu dipertimbangkan dalam penentuan bayangan.
Rumus seperti :

dan rumus pembuat lensa :

hanya berlaku untuk lensa tipis karena rumus-rumus di atas diturunkan dengan asumsi lensa yang digunakan adalah lensa tipis.
I. ALAT DAN BAHAN
 Kit Optic
 Diafragma Anak Panah
 Lensa + 100 mm
 Lensa + 200 mm
 Kabel Penghubung
 Lampu
 Power suplay

II. LANGKAH PERCOBAAN
Pertama- tama kami merakit alat dan bahan yang akan kami gunakan untuk proses praktikum yaitu Sbb:









Kemudian setelah kami merangkai alat dan bahan seperti yang diatas, kami menghubungkan sumber cahaya dengan power suplay. Setelah itu kami mencoba untuk menyalakan lampu (sumber cahaya).
Setelah itu kami menggeser layar agar kami menperoleh gambar yang jelas. Dalam hal ini kami mengukur jarak benda (S0) sejauh 30 cm. Kami melakukan percobaan sebanyak 5 kali.


III. ANALISIS DATA
A. Analisis Data
Data hasil Pengamatan
No Jarak Benda (S0) (cm)
Jarak Bayangan (S1) (cm)
f f2
1 30
65
20.52 421.07
2 40
42
20.48 419.43
3 45
37
20.30 412.09
4 50
35
20.58 423.53
5 60
31
20.43 417.38

102.31
2093.5

a. percobaan pertama

b. Percobaan Ke-2

c. Percobaan Ke-3



d. Percobaan Ke- 4

e. Percobaan Ke-5

Rata-rata

=
Simpangan Baku ( Sf)



Ketidak Pastian Relatif ( KR)



Ketelitian = 100% - KR
= 100 % - 0.21 %
= 99.79%




B. Pembahasan
Sebelum kami melakukan penelitian kami terlebih dahulu merangkaikan alat yang akan kami gunakan untuk melakukan penelitian tersebut. Alat yang kami rangkaikan antara lain kit optic, diafragama anak panah, lensa + 100 dan + 200 mm, kabel penghubung, Lampu, dan power suplay.
Pertama-tama kami merangkai alat dan bahan yang kami sebutkan tadi dengan menggunakan rel yang sudah disediakan oleh asisten praktikan. Setelah itu kami mencoba untuk menghidupkan power suplay untuk memperoleh bayangn dari benda yang telah dipasang pada rel dengan jarak yang belum kami atur, hasilnya kami tidak mendapatkan bayangan yang jelas.
Kami mencoba untuk untuk mengatur jarak benda dimana kami pertama-tama mengatur jarak benda sejauh 30 cm dan setelah kami teliti ternyata kami mendapatkan jarak bayangannya (S1) sejauh 65 cm ini berarti kami memperoleh titik focus bayangan tersebut adalah 20.52 cm. Kemudian kami menaruh benda pada posisi 40 cm dan setelah kami amati jarak bayangan yang terbentuk adalah 42 cm ini bererti focus bayangan tersebut adalah 20.48 cm.
Pada percobaan ke-3 kami menaruh benda pada posisi 45 cm dan dalam percobaan kali ini kami memperoleh jarak bayangan yang terbentuk sejauh 37 cm yang mempunyai focus 20.30 cm.
Percobaan ke-4 kami menaruh benda pada posisi 50 cm setelah kami teliti kami memperoleh jaraka bayangan sejauh 35 cm dan setelah kami menghitungnya kami mendapatkan focus 20.58 cm.
Pada percobaan terakhir kami mencoba menentukan jaraka bayangan pada bendas yang berjarak 60 cm dan setelah kami amati dengan seksama kami memperoh jaraka nya sejauh 31 cmdan ini berarti focus dari bayangan tersebut adalah 20.43 cm.


IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktek kami diatas kami dapat menyimpulkan:
 Semakin Jauh jarak benda maka semakin jauh pula jarak bayangan
 Dalam hal ini jarak sangat berpengaruh terhadap focus bayangan.

B. Saran
Buat kaka’ yang yang menajadi asisten praktikan, kami sangat berharap agar diberikan kemudahan dalam mengerjakan tugas maupun laporan, karena ahir-ahir ini banyak sekali laporan yang harus kami buat dan kami kerjakan.disamping itu juga kami yang kuliah itu bukan semuanya menjadi anak kos-kosan melainkan ada yang kuliah sambil kerja dan dan ada juga yang mempunyai aktifitas lain yang semata mata dilakukan untuk menunjang biaya perkuliahan jadi disini kami sangat mengharapkan keringanan baik itu mengenai konsultasi maupun yang lainnya.
Mungkin Cuma ini yang bisa kami buat kurang lebihnya kami sangat mengharapkan pengertian dari kaka’ karena bagaimanapun juga kita masih sama-sama mahasiswa yang ining mengharapkan menjadi yang terbaik dan ingin membahagiakan orang tua. Kurang lebihnya kami minta maaf mungkin kata kata kami yang tidak berkenan buat yang membaca laporan ini ”wassalam”

BAB II
LAPORAN VISKOSITAS ZAT CAIR

I. TUJUAN
A. Menentukan Koefesien visikositas (kekentalan) zat cair berdasarkan hukum Stokes
II. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 13-05-2009
Waktu : 08.00 – 10.00 Wita
Tempat : Labolatorium MIPA FISIKA STKIP Hamzanwadi Selong
III. LANDASAN TEORI
Viskositas adalah gesekan internal fluida. Gaya viskositas melawan gerak sebagian fluida relatif tarhadap yang lain. Viskositas adalah alasan mendayung perahu di air yang tenang . tetapi juga merupakan alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek fiskositas merupakan hal yang penting di dalam aliran fluida dalam pipa, aliran darah, pelumasan bagian dalam mesin, dan contoh keadaan lainnya.
Fluida viskos cendrung melekat pada permukaan padat yang bersentuhan dengannya. Terdapat lapisan batas fluida yang tipis di dekat permukaan dimana fluida hampir diam terhadap permukaan, itulah sebabnya mengapa partikel-partikel debu dapat melekat di daun kipas meskipun daun kipas sedang berputar dengan cepat.
Contoh yang paling sederhana dari aliran viskositas adalah aliran fluida antara dua plat paralel. Dimana bagian bawah pelat tetap diam, dan bagian atas tetap bergerak dengan kecepatan konstan V. Fluida yang bersentuhan dengan masing-masing permukaan memiliki kecepatan yang sama dengan permukaan. Laju aliran pada lapisan tengah fluida bertambah secara homogrn dari permukaan satu ke permukaan lain,seperti ditunjukkan anak panah sehingga lapisan fluida meluncur dengan mulus satu sama lain.
Dalam benda padat regangan geser sebanding dengan tegangan geser, dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan geser. Tegangan tidak tergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut leju regangan.sama dengan perubahan rata-rata dd’ (laju p dari permukaan yang bergerak) dibagi dengan l. Yaitu
Laju perubahan regangan geser = laju regangan =
Kita devinisikan viskositas fluida, dinotasikan sebagai rasio tegangan geser, , dengan laju regangan:

Dengan mengatur kembali persamaan diatas kita lihat bahwa gaya yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan berbanding lurus dengan gaya maka kita mendapat persamaan lagi:

Fluida yang mengalir dengan mudah, seperti air atau minyak tanah, memiliki viskositas yang lebih kecil daripada ciran kental seperti madu atau oli motor. Viskositas seluruh fluida sangat tergantung pada suhu. Bertambah untuk gas dan berkurang untuk cairan saat suhu meningkat. Dimana tujuan utama perancang oli untuk perlumas mesin adalah untuk mengurangi variasi suhu dari viskositas semaksimal mungkin.

IV. ALAT DAN BAHAN
 Klereng / bola besi
 Seperangkat alat viskositas
 stopwact
 fluida/oli
 neraca ohaus
 jangka sorong
 gelas kimia
 termometer



V. LANGKAH PERCOBAAN
Pada saat kami melakukan praktikum visikositas zat cair langkah pertama yangkami lakukan adalah mengumpulkan alat dan bahan yang akan kami gunakan praktikum yaitu berupa neraca ohaus bola besi dalam hal ini kami menggunakan klereng sebagai penggantinya, oli / fluida, gelas kimia, jangka sorong.
Pertama tama kami mencari volume klereng dengan cara mengukur diameter dan menimbang massanya hal ini kami lakukan untuk mendapatkan massa jenis klereng tersebut. Kemudian untuk mencari massa jenis fluida kami menimbang fluida untuk mencari massanya.
Setelah itu kami mencoba untuk melakukan percobaan dengan menjatuhkan klereng tersebut kedalm oli dan menghitung lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik 50 cm.

VI. ANALISIS DATA
A. Analisis Data
Data hasil Pengamatan
No S (m) T(s)


1 0.5 5.86 69.00 4761.0
2 0.5 2.77 68.07 4633.5
3 0.5 5.82 68.07 4633.5
4 0.5 5.99 70.84 5018.3
5 0.5 5.96 69.00 4761.0

344.98
23807.3


A. Menentukan Massa Jenis Benda( )
Diameter = 2.49 cm
Jari-jari (r)= 1.25 cm
Massa Benda = 19.9 gr
Volume Benda

B. Menentukan Massa Jenis Fluida ( )

C. Menentukan Kecepatan (V)










Rata-rata

=
Simpangan Baku



Ketidak Pastian Relatif ( KR)




Ketelitian = 100% - KR
= 100 % - 0.36 %
= 99.64%




B. Pembahasan
Cara pertama yang kita lakukan adalah mengukur diameter menda dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya kita peroleh Diameter = 2.49 cm itu berararti benda mempunyai jari-jari (r) = 1.25 cm. setelah itu kami menimbang benda untuk memperoleh massa benda dan massanya seberat 19.9 gr kemudian kami mencari volume benda dengan menggunakan rumus karena volume benda yang akan kami cari merupakan benda bundar, setelah kami hitung kami mendapat volume banda tersebut sebesar 8.18 cm3. setelah volume dan massa benda kami temukan maka kami mencari massa jenis benda dengan menggunakan persamaan setelah kami hitung kami memperoleh massa jenis benda seberat .
Selanjutnya kami mencari massa jenis fluida. Tetapi sebelumya kami menimbang gelas kimia yang kosong dan kami mendapatkan massanya sebesar 48 gram kemudian kami isi gelas tersebut dengan oli sebanyak 20 ml dan setelah kami timbang kami mendapatkan hasil 63 gram. Setelah itu kami mencari massa oli dengan mengurangkan massa benda yang di taruhkan oli dengan massa benda yang kosong dan kami memperoleh hasil 15 gram. Kemudian kami mencari massa jenis fluida dengan menggunakan rumus yang sama dengan mencari massa jenis benda yaitu setelah kami hitung kami memperoleh massa jenis oli yang kami ubah kedalam .
Setelah itu kami mencari kecepatan dengan menggunakan persamaan . Setelah kecepatan dari percobaan pertama sampai percobaan terakhir kami temukan kami langsung mencari viskositas dari fluida dangan menggunakan persamaan .

VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktek kami diatas kami dapat menyimpulkan:
 Dalam melakukan percobaan viskositas hal yang berpengaruh adalah massa jenis benda dan massa jenis fluida.
 Jika massa benda semakain besar maka waktu yang dibutuhkan adalah semakin sedikit.

B. Saran
Dari awal praktikum pertama sampai yang kami lakukan saat ini ternya setelah saya membandingkan dengan praktikum smester pertama ternya praktikum semester ini koas-koasnya agak malas dan tidak tepat waktu dan kedisiplinan yang di gembar gemborkan smester pertama tenyata tidak lebih dari panas-panas tahi ayam semata.
Mungkin Cuma ini yang bisa kami buat kurang lebihnya kami minta maaf mungkin kata kata kami yang tidak berkenan buat yang membaca laporan ini ”wassalam”


BAB II
HARGA AIR KALORI METER

I. TUJUAN
a. Memahami Konsep ke-0 Termodinamika (keseimbangan Termal)
b. Menentukan harga air kalorimeter
II. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 17-05-2009
Waktu : 08.00 – 10.00 Wita
Tempat : Labolatorium MIPA FISIKA STKIP Hamzanwadi Selong
III. LANDASAN TEORI
Suatu kalor biasanya sidefinisikan kuantitatif dalam perubahan tertentu yang dihasilkan dalam sebuah benda selama proses tertentu. Jadi jika temperatur dari satu kg air dipanaskan dari 14.5-15.5 oC, dengan memanaskan air tersebut maka kita katakan sati kilo kalori (Kcal) kalor telah ditambah kepada sistem tersebut.
Kalori = 10-3Kcal, yang digunakan sebagai satuan kalor. Dalam sistem teknik maka satuan kalori adalah satuan termal inggris (Brithis termal Unit/BTU), yang di divinisikan sebagai kalor yang perlu untuk menaikkan temperatursatu pon air 63 ke 64 oF.
Tiap zat berbeda terhadap zat yang lain dalam dalam kuantitas. Kalor yang diperlukan untuk menghasilkan suatu kenaikan temperatur yang diberikan di dalam sebuah massa yang diberikan. Perbandingan banyaknya kalor yang diberikan pada sebuah benda untuk kenaikan temperaturnya sebanyak disebut kapasitas kalor C dari benda tersebut:



Kapasitas kalor persatuan massa sebuah benda yang dinamakan kalor jenis adalah ciri/karakteristik dari bahan yang membentuk benda tersebut.

Untuk mengukur suhu sebuah benda sentuhkan termometer dengan benda tersebut, setelah termometer mencapai puncaknya sistem telah mencapai nilai kesetimbangan dimana intraksi antara termometer dengan benda tidak menyebabkan perubahan lebih jauh dari sistem dan sistem inilah yang disebut kesetimbangan termal.
Dapat disimpulkan bahwa dua buah sistem berada dalam kesetimbangan termal jika hanya memiliki suhu yang sama.
IV. ALAT DAN BAHAN
 Kalorimeter
 Thermometer
 Neraca ohaus
 Bejana Gelas
 Pemanas
 Stop Wach
 Air Murni

V. LANGKAH PERCOBAAN
a. Memanaskan sejumlah air yang telah ditimbang massanya (m1) kedalam bejana logam, yang kemudian dipanaskan sampai suhunya mencapai (t1).
b. Memasukkan sejumlah air yang sudah ditimbang dan bermassa (m2) kedalam kalorimeter yang suhunya t2 (t1>t2).
c. Kemudian dengan cepat menuangkan air yang sudah dipanaskan kedalam kalorimeter.
d. Sambil diaduk pelan-pelan dicatat suhunya sampai diperoleh suhu yang tidak berubah lagi (tetap). Suhu yang tetap tadi sebagai kesetimbangan akhir (ta).
e. Mengulangi percobaan tersebut beberapa kali dengan variasi massa dan suhu yang berbeda-beda.


VI. ANALISIS DATA
a. Analisis Data
Data hasil Pengamatan
No m1 m2 t1 (¬oC) t2 (¬oC) ta (¬oC) H
1 38 20 62 29 49 2.84
2 56 20 63 29 48 13.5
3 67 20 69 29 56 8.28






H H2
2.84 8.07
13.5 182.25
8.28 68.6







Rata-rata

=
Simpangan Baku ( SH)




Ketidak Pastian Relatif ( KR)



Ketelitian = 100% - KR
= 100 % - 37.65 %
= 62.35%




b. Pembahasan
Pada saat melakukan praktikum harga Air kalorimeter langkah yang pertama kami lakukan adalah mengambil Air yang akan digunakan untuk praktikum. Sebelumnya kami kalibrasi dahulu neraca yang akan kami gunakan, setelah kami tentukankan kalibrasinya kami kemudian menimbang cawan atau gelas kimia dan memperoleh massa seberat 63 gr.
Setelah itu kami mengambil 40 ml air yang kemudian kami timbang untuk mendapatkan m1 setelah kami timbang ternyata massanya seberat 101gr ini berarti massa air pada percobaan pertama adalah 38 gr nilai ini kami peroleh dari selisih antara massa cawan + Air dengan massa cawan kosong.
Kemi melakukan hal yang sama pada percobaan kedua dan 3 dengan menimbang masing-masing 50 dan 60 ml air dan menghasilkan masing-masing m1 percobaan ke-2 dan Ke-3 seberat 56 dan 67 gr. Setelah itu kami mencari m2 dengan menggunakan proses yang sama dengan mencari m1 akan tetapi bedanya adalah m2 harus sama jumlahnya dari percobaan pertama sampi terakhir.
Kami mencari m2 dengan menimbang 20 ml air yang kemudian kami langsung masukkan kedalam bejana logam, sementara itu kami memanaskan m1dari percobaan pertama tadi. Dan setelah mencapai titik didih kami mengukur suhunya yang kami gunakan sebagai t1, dan kemudian kami campur air yang dengan air yang sudah kami taruh dalam bejana terus kami mengadukknya secara perlahan lahandan mengukur suhunya yang akan kami gunakan sebagai ta.
Untuk mencari t2 kami menggunakan rata-rata suhu kamar yaitu 29oC dari percobaan pertama sampai terakhir. Setelah semuanya kami peroleh yaitu m1, m2, t1,t2, dan ta maka kami mencari nilai H dengan rumus.



VII. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari hasil praktek kami diatas kami dapat menyimpulkan:
 Yang berpengaruh terhadap percobaan kali ini adalah suhu dan massa air

b. Saran
Dalam hal ini kami tidak banyak memberikan saran hanya saja kami berharap pada kaka’ semua karena tidak ada satupun manusia dimuka bumi ini yang sempurna jadi jika ada ada kam iyang belum mengerti dan belum faham mengenai teori ataupun materi yang diberikan itu hal yang sangat wajar, jadi jadi orang jangan sok pinter.
Mungkin Cuma ini yang bisa kami buat kurang lebihnya kami sangat mengharapkan pengertian dari kaka’ karena bagaimanapun juga kita masih sama-sama mahasiswa yang ining mengharapkan menjadi yang terbaik dan ingin membahagiakan orang tua. Kurang lebihnya kami minta maaf mungkin kata kata kami yang tidak berkenan buat yang membaca laporan ini ”wassalam”

Daftar Pustaka

Brusses, M B 1988. langkah jitu memahami dan mengajar fisika. pustaka jaya . Malang.
Darmawan Djonoputro. B. 1970. Teori Ketidakpastian. Penerbit ITB.
University of Swiss. 1985. Physics Laboratory Manual.
Saipul Adnan. 1987. Petunjuk Dalam Melakukan Praktikum. Pustaka Sejati. Malang.
Sastia Djoko. 1985. Alat-alat Optic.ITB.Bandung
Tuti wijatya. 1975. Viskositas Zat Cair.ITB.Bandung
Zulfin Arifin. 1978. Lensa tipis dan kegunaannya. Pustaka Sejati. Malang.
Tuti wijatya. 1975. Viskositas Zat Cair.ITB.Bandung

1 komentar: