assalamualaikum

selamat datang di blog kami semoga apa yang kami sajikan bisa bermanfaat bagi kita semua amin

Jumat, 27 Mei 2011

PROPOSAL ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “JATI KASI PAHU” KARYA ALAN MALINGI



PROPOSAL
ANALISIS STRUKTURAL NOVEL “JATI KASI PAHU” KARYA ALAN MALINGI





OLEH
NAMA         : 
NPM            : 



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat serta Hidayahnya, sehingga proposal ini dapat disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada program strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP Hamzanwadi Selong Tahun Akademik 2010-2011.
Proposal yang berjudul “Analisis Struktural Novel Jati Kasi Pahu karya Alan Malingi” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Berbagai kendala dihadapi dalam penyelesaian proposal ini, tetapi berkat bimbingan dan ban bantuan dari berbagai pihak dapat diatasi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih yang tulus dan sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1.      Drs. Muh. Suruji selaku Ketua STKIP Hamzanwadi Selong.
2.      Drs. Lalu Pakihudin, M.Pd selaku dosen pembimbing satu yang telah banyak mengorbankan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini sedemikian rupa.
3.      Beserta rekan-rekan sekalian yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan dan penyelesaian proposal ini.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sastra sebagai cabang dari seni yang keduanya unsur integral dari kebudayaan, usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir sama dengan adanya manusia, karena ia diciptakan dan dinikmati manusia. Sastra telah menjadi bagian dari pengalaman hidup manusia, baik dari aspek manusia yang memanfaatkannya bagi pengalaman hidupnya, maupun dari aspek penciptanya yang mengekspresikan pengalaman batinnya ke dalam karya sastra.
Di dalam karya sastra dilukiskan keadaan dan kehidupan sosial suatu masyarakat, peristiwa-peristiwa, ide dan gagasan, serta nilai-nilai yang diamanatkan pencipta lewat tokoh-tokoh cerita. Sastra mempersoalkan manusia dalam berbagai aspek kehidupannya, sehingga karya sastra berguna untuk mengenal manusia, kebudayaan serta zamannya.
Dari sudut lain kesustraan merupakan cabang kebudayaan. Oleh karena itu pertumbuhan sastra di Indonesia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan yang dianut oleh sastrawan yang berhasil membuat karya sastra seperti novel. Para sastrawan tidak hanya menulis tetapi juga menyampaikan gagasannya, mempunyai tujuan dan maksud tertentu, agar di dalam karyanya dapat dinikmati oleh masyarakat.
Karya sastra seperti novel merupakan penjelmaan dari kehidupan manusia itu sendiri. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung, yaitu pengalaman yang dialami oleh pengarangnya dan juga yang tidak langsung yang disampaikan oleh pengarangnya, misalnya pengarang banyak membaca sehingga banyak informasi yang kemudian dituangkan dalam karya sastra.
Membahas sebuah novel harus mengetahui unsur sastra yang ada pada novel-novel tersebut. Unsur sastra pada sebuah novel ada dua yaitu : unsur intrinsik dan ekstrinsilk. Yang termasuk unsur intrinsik yaitu : tema, alur, latar/setting, penokohan dan gaya bahasa (Suharianto, 1982:26). Sedangkan yang termasuk unsur ekstrinsik adalah unsur dari luar yang dapat menjadi bahan pengarang dalam menciptakan karya sastra atau menjadi bahan pertimbangan bagi pembaca, seperti biografi, filsafat hidup, dan unsur budaya.
Ruslan Muhammad atau Alan Malingi, sang pengarang novel “Jati Kasi Pahu” menuturkan kisah seorang putri raja dari Kerajaan Gowa yang minggat dari istana karena menolak untuk dinikahkan. Itulah yang menjadi sebab mengapa penulis mencoba untuk mengungkapkan struktur novel tersebut.
Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang dapat dianalisis dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi adalah :
1.      Bagaimanakah unsur intrinsik struktur yang membentuk novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi?
2.      Bagaimana unsur ekstrinsik novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi?

C.     Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami struktur unsur-unsur yang terdapat dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi, sebagai barometer dalam memberikan arah sesuai dengan maksud penulis yaitu dalam memperoleh makna dalam kehidupan dan nilai kebudayaan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui unsur instrinsik yang terdapat dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.
b.      Untuk mengetahui unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.



D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis penelitian ini adalah untuk memahami unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra pada umumnya dan pada khususnya dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.
2.      Manfaat Praktis
a.       Memberikan informasi pada pembaca dan pencinta karya sastra tentang aspeknilai yang terdapat dalam novel “Jati Kasi Pahu” untuk mengantisipasi nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan nilai kehidupan yang berlaku secara umum dan yang bertentangan pada nilai agama khususnya.
b.      Memberikan gambaran pada pembaca tentang ikhwal kehidupan yang ada dalam novel “Jati Kasi Pahu” agar memberikan sumbangan pemikiran yang positif untuk perkembangan dan penggalian nilai-nilai budaya dalam karya sastra.
c.       Memperluas wawasan dan pemahaman peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya, tentang aspek struktural karya sastra, sehingga dapat dipahami lebih mendalam tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan khususnya pada novel “Jati Kasi Pahu”.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Sastra
Sastra merupakan cermin/gambar mengenai kenyataan, tetapi dunia melukiskan banyak hal yang dalam kenyataan tidak pernah ada. Sastra juga merupakan cabang dari kebudayaan, ia merupakan proses kreatif seniman berupa ekspresi pengalaman jiwa mengenai kehidupan manusia dengan media tertentu menjadi karya seni. Dengan media bahasa yang estetik (indah) seniman dapat menciptakan seni sastra berupa karya sastra, seperti novel, cerpen, drama, dan lain-lain.
1.      Definisi Sastra
Definisi sastra telah banyak ditemukan oleh para pakar dengan beranekaragam paparan dengan tujuan yang sama utnuk menaruh kesimpulan yang akurat dan valid tentang apa itu sastra tentu belum ada.
Walau demikian dapat membentuk ulasan tentang definisi sastra sebagai berikut :
Dalam bahasa Sansekerta, sastra berasal dari kata sas dan tra. Sas berarti menggerakkan, memberi petunjuk atau instruksi. Sedangkan tra berarti alat dan sarana utnuk menyampaikan gagasan.
Dalam bahasa Melayu sastra diartikan tulisan. Pengertian ini kemudian ditambah dengan kata su yang berarti baik dan indah. Jadi susastra berarti karangan yang indah dan bagus isinya.
Definisi ini belum memuaskan dan masih banyak hal-hal yang terlupakan untuk menyatukan arti sastra yang sebenarnya. Untuk itu masih banyak definisi lain tentang sastra seperti ditemukan sebagai berikut :
Sastra adalah karya fikir yang memuat tentang perilaku kehidupan manusia yang kompleks dalam bentuk penyajian yang indah dan seni. Dikatakan demikian bahwa sebuah karya sastra sesungguhnya merupakan hasil kontemplasi kekuatan imajinasi penulisnya untuk menggambarkan sikap dan perilaku kehidupan kita dalam bentuk yang sedemikian indah agar pembaca tersentuh perasaannya untuk menghayati peristiwa yang telah ditulis oelh penyairnya.
Sastra juga didefinisikan sebagai karya cipta manusia berupa seni dan bahasa sebagai medianya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan definisi sastra adalah sebagai berikut :
a.       Bahasa (kata-kata gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari).
b.      Karya tulis yang jika dibandingkan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan, dalam isi dan ungkapannya.
c.       Kitab suci Hindu; kitab ilmu pengetahuan.
d.      Pustaka; kitab primbon (berisi ramalan, hitungan, dan sebagainya).
e.       Tulisan; huruf.

Apa yang ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di atas, dapat ditarik suatu persepsi bahwa sastra itu adalah kumpulan pengetahuan, petunjuk, ajaran yang dikemukakan dalam bentuk yang indah.

2.      Manfaat Sastra
Karya sastra yang berisi pemikiran, ide-ide, kisah, dan amanat penutur dapat berkomunikasi dengan peminat sastra, apabila mereka mampu mengapresiasikannya. Untuk dapat mengapresiasikan karya sastra dengan baik pada diri peminat tentulah harus ada rasa cinta dan kasih sayang terhadap karya sastra. Hal ini dapat dipupuk misalnya dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat untuk mengenal dan menghayati secara intensif karya sastra itu sebagaimana yang diungkap peribahasa “tak kenal maka tak sayang”. Upaya mengapresiasi (mengenal dan menghayati) karya sastra dapat ditempuh misalnya dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat baca, ataupun mendengarkan pembacaan karya sastra. Selain itu peminat sastra harus pula memiliki cita rasa yang tajam dan halus, punya pengetahuan dan wawasan sastra yang cukup luas.
H.B. Yasin (1960)  menambahkan peminat haruslah punya pengertian tentang wujud kesenian, agar dengan demikian, dengan pancaindera yang dipertajam dan perasaan yang diperhaluskan dapat mendalami hasil seni.
Dengan mengapresiasi karya sastra peminat dapat terbiasa memetik manfaat dari karya sastra. Manfaat karya sastra seperti ditemukan Horatius adalah Dulce et Utela menyenangkan dan berguna. Apa yang dimaksud oleh Horatius diperinci sebagai berikut :
a.       Dengan karya sastra peminat seperti dibawa terbang mengembara dan bereaksi yang menyenangkan oleh imaji pengarang yang menyuguhkan hisan mengenai kehidupan manusia, masyarakat dan alam sekitarnya pada suatu tempo dan zaman dengan pesona sastra yang memikat, sehingga peminat merasa terhibur, puas, dan memperoleh pengalaman bathin tentang tafsir hidup dan kehidupan.
b.      Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual peminat, sebab dengan membaca karya-karya sastra peminat memperoleh sejumlah pengetahuan berupa ide-ide, gagasan, pemikiran, cita-cita pengarang ataupun kehidupan masyarakat dengan tradisi dan adat istiadat.
c.       Karya sastra dapat memperkaya dan memperluas emosi-emosi pembaca. Maksudnya lewat pengalaman hidup tokoh-tokoh cerita yang imajinatif, karya sastra (fiksi) dapat menumbuhkan dalam diri peminat sebagai emosi manusia seperti rasa iba, kasihan, simpati, dan lain-lain, bahkan juga katharis (penyucian diri). Karya sastra merupakan “air penyejuk” bagi manusia yang hdiup dalam masyarakat modern yang semakin gersang karena kemajuan sains dan teknologi.
d.      Karya sastra mengandung unsur pendidikan dan pengajaran (didaktif). Dari segi pendidikan ia merupakan wahana untuk meneruskan atau mewarisi tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi sekarang dan mendatang antara lain berupa : gagasan dan pemikiran, bahasa pengalaman sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi. Dari segi pengajaran, seperti pengajaran moral banyak juga diungkapkan dalam karya sastra yang bermanfaat bagi peminat sastra.

B.      Pengertian Novel
Novel (Inggris : novel) merupakan bentuk karya sastra yang seligus disebut HKSI selain cerita dan ramalan. Novel berasal dari bahasa Itali, Novella (Jerman:Novelle). Secara harfiah Novella berarti “sebuah barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk Prosa (Abraham dalam Nurgianto,2007 : 9).
Menurut Nurgiato (2007 : 11) novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail dan lebih kompleks. Kelebihan novel yang khas adalah kemampuannya menyampaikan permasalahan yang kompleks secara penuh, mengkreasikan sebuah dunia yang “jadi”. Novel juga lebih mengacu kepada realitas yang lebih tinggi dan psikologis yang lebih mendalam.
Esten (2000 : 12) mengartikan novel sebagai pengungkapan dan pragmen kehidupan manusia  (dalam jangka waktu yang lebih panjang) dimana terjadi konflik-konflik yang akhirnya menyebabkan perubahan jalan hidup antara pelakunya.
Goldman mengidentifikasikan novel sebagai cerita tentang suatu pencarian yang terdagrasi akan nilai-nilai yang otentik yang dilakukan oleh seorang hero yang problematik dalam sebuah dunia yang juga mengorganisasikan dunia novel, secara keseluruhan meskipun hanya secara implisit. Sedangkan degradasi adalah suatu keadaan yang bersangkutan dengan adanya perpecahan yang tidak terjembatani antara hero dengan dunia.
Jadi novel adalah sebuah hasil karya sastra yang mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci,lebih detail dan lebih kompleks, serta menyampaikan permasalah yang kompleks secara  penuh, kreatif dan mengkritisi dalam dunia nyata.
  

C.     Pendekatan Struktural
Analisis intrinsik karya sastra melalui pendekatan struktural seperti yang dikatakan Cculldon ( 1979 : 662): “kritik obyektif berarti kritik yang menekan pada struktur karya sastra itu sendiri dengan kemungkinan membebaskan dari dunia pengarang, publik, pembaca dan situasi zaman yang melahirkan karya itu sendiri”. Sementara Abraham (dalam Esten, 1987 : 13), mengatakan bahwa kritik obyektif merupakan kritik yang menempatkan karya sastra sebagai suatu yang mandiri, otonom dan  punya dunia sediri, kajiannya lebih intrinsik mengkaji hal-hal yang ada dalam karya sastra itu sendiri.
Karya sastra yang bersifat otonom dengan kohorensi yang bersifat intern adalah suatu totalitas oleh unsur-unsur yang berkaitan erat satu sama lain. Dengan kata lain pendekatan ini memandang dan menelaah sastra dari intrinsik karya sastra, yaitu: tema, latar (setting), perwatakan atau penokohan, alur/plot, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Dengan memperhatikan unsur-unsur karya sastra tersebut, dapat dikatakan bahwa pendekatan strukturan berarti menganalisis karya sastra dengan mengungkapkan unsur-unsur yang ada yang membina kekuatan struktural.
1.        Unsur Intrinsik
a.       Tema
Menurut arti katanya tema berarti “suatu yang telah diuraikan” atau “Sesuatu yang telah ditempatkan”. Pengertian tema secara khusus dalam karang mengarang,dapat dilihat dari dua sudut proses penyusunan sebuah karangan.
Dilihat dari sebuah karangan yang telah sesuai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya (Dr. Goris Keraf, 1971:107).
Dengan kata lain tema juga bisa diartikan sebagai:
·         Mendata/menulis pristiwa-pristiwa penting yang terjadi tiap paragraf.
·         Mendata pristiwa pokok yang sering muncul
·         Menyimpulkan.

b.      Alur/Plot
Alur/plot adalah rentetan pristiwa yang terjadi dalam pristiwa yang dialami tokoh.
Alur ini dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.      Alur Maju
Alur Maju adalah terus bergerak kedepan ceritanya
2.      Alur Mundur
Adalah cerita masa lalu
3.      Alur Campuran
Adalah alur cerita masa lalu kemudian menceritakan masa depan.

Ada juga alur longgar yaitu alur yang disisipi pristiwa/konflik. Alur ini terbentuk dari beberapa bagian yaitu:
·         Perkenalan tokoh, latar suasana (eksposisi)
·         Awal konflik
·         Penanjakan konflik
·         Klimaks, paling tinggi/puncak pristiwa
·         Penurunan konflik
·         Penyelesaian
Terbuka => dilakukan oleh penulis
Tertutup => ceritanya diselesaikan oleh pembaca bukan penulis  (biasanya ngembang) tidak terbatas.

c.       Latar/setting
Setting atau latar juga merupakan bagian penting dalam sebuah cerita, karena dengan adanya latar gambaran mengenai kejadian-kejadian atau peristiwa akan menjadi lebih nyata. (Sumaroljo, 1986:58) mengemukakan bahwa setting dalam bahasa Indonesia sering di terjemahkan sebagai latar.
Yang dimaksud dengan dengan setting atau latar adalah tempat atau masa terjadinya peristiwa.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setting adalah lingkungan fisik (fisik tokoh cerita dan lingkungannya), tempat, ruang, masa sebagai latar peristiwa atau kejadian yang dapat mewujudkan watak tokoh tertentu. Jadi gambaran mengenai lingkungan fisik, tempat dan masa inilah yang dimaksud dengan latar atau setting dalam sebuah cerita.

d.      Penokohan
Penokohan adalah penulisan secara keseluruhan pribadi dan kehidupan peran perilaku yang ditampilkan dalam sebuah cerita naratif (fiksi).
Perbedaaan tokoh antara lain :
·           Berdasarkan denah/tingkat kepentingannya I utama dan tambahan.
·           Berdasarkan penampilan tokoh protogonis dan antagonis.
·           Berdasarkan perwatakan tokoh sampel dan tokoh bulat

Berkaitan dengan perwatakna tokoh :
·           Penokohan bulat – sifat tokoh yang selalu berubah-ubah
·           Penokohan datar – tokoh dari awal sampai akhir cerita tidak pernah berubah sifatnya baik / jahat.

e.       Sudut Pandang/Point Of View
Yang dimaksud dengan sudut pandang yaitu tempat darimana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan/anggapan penulis terhadap subjek yang telah digarapnya itu (Dr.Gorys Kerat, 1971 : 87).
Sudut pandang adalah merupakan suatu cerita, sudut pandang adalah cara pandang pengarang mengisahkan cerita, baik tokoh tindakan latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita akan sebuah karya fiksi pada pembaca.
Ada 2 macam sudut pandang yaitu person gaya “Aku” dan Third person gaya “Dia”.

f.       Amanat
Amanat adalah person yang terkandung dalam cerita yang disampaikan oleh pengarang.

2.        Unsur Ekstrinsik
Merupakan unsur yang keluar dari karya sastra, yang ikut mewarnai sebuah karya sastra. Menurut Mariskan (1992 : 225), berpendapat bahwa unsur ekstrinsik karya sastra meliputi :
a.         Biografi
Adalah catatan yang dibuat (kadang-kadang) oleh orang lain, misalnya penerbit tentang peri kehidupan, buah karya, pendidikan, status sosial, keluarga sang pengarang.

b.        Falsafah Hidup
Merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi proses pemahaman sebuah karya sastra, khususnya dalam memahami karakter sang pengarang dalam menjiwai tulisannya, falsafah hidup ini dapat mengatakan siapa (jiwa) sang pengarang sesungguhnya.

c.         Unsur Budaya
Seorang pengarang yang cakap, mampu menulis cerita yang kadang bertolak belakang dengan budaya asli yang diamatinya. Tetapi seorang pembaca yang baik, khususnya yang berniat mengapresiasikan karya sastra hendaknya mengetahui kultur mana yang membesarkan dan memupuk jiwa seni sang pengarang.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Metode Yang Digunakan
Dalam penelitian yang bersifat ilmiah, peneliti menggunakan metode yang tepat dalam pengumpulan data maupun menganalisis data yang diperoleh. Karena dengn kesesuaian metode yang digunakan maka masalah yang diteliti akan mudah di analisis dengan baik dan benar, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
            Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga metode yaitu :
1.         Metode penentuan objek peneliti
2.         Metode analisis data
3.         Tehnik penyajian hasil analisis data

B.     Metode Penentuan Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Novel Karya Alan Malingi yang berjudul “Jati Kasi Pahu” yang diterbitkan oleh penerbit CV.MAHANI PERSADA, tahun 2005, cetakan pertama, warna buku : perpaduan antara warna putih dan hijau, tebal 144 halaman yang terdiri dari tujuh bagian.

C.     Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data penulis menggunakan dua metode yaitu :
1.      Metode Observasi
Pengumpulan data untuk suatu tulisan ilmiah dapat dilakukan melalui observasi dan penelitian lapangan. Yang dimaksud dengan metode observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti. Observasi dapat dilakukan pada suatu waktu yang singkat, observasi ini juga dapat dilakukan mendahulukan pengumpulan data melalui angket atau penelitian lapangan.

Dalam hal ini observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian sehingga dapat disusun daftar kuisioner yang tepat atau dapat menyusun suatu desain penelitian yang cermat, sebaliknya observasi juga daat dilakukan sesudah pengumpulan data melalui angket dan wawancara. Dalam hal ini tujuan observasi adalah mengecek sendiri sampai dimana kebenaran data dan informasi yang telah dikumpulkan (Dr.Gorys Keraf, 1971 : 162).

2.      Metode Dokumenter
Dilakukan dengan jalan melaksanakan study kepustakaan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam memehami novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.

D.    Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk-bentuk pendekatan sebagai berikut :
1.         Pendekatan Struktural
Yaitu pendekatan yang digunakan utnuk menelaah dan memahami unsur-unsur intrinsik dalam novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.
2.         Pendekatan Sosiologis
Yaitu pendekatan yang digunakan untuk menelaah nilai-nilai, isi dan makna dari novel “Jati Kasi Pahu” karya Alan Malingi.

E.     Tehnik Penyajian Hasil Analisis Data
Untuk memaparkan hasil penelitian ini digunakan tehnik deskriptif yaitu menggambarkan atau menguraikan suatu data yang telah ada dan menganalisis manurut apa adanya, menginterprestasikannya tentang kebermaknaan kata yang telah disusun.


4 komentar:

  1. Kalau menulis kayaknya lebih bagus kalau ada daftar pustakanya.

    BalasHapus
  2. Kalau menulis kayaknya lebih bagus kalau ada daftar pustakanya.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum.. ada gak proposal skripsi tentamg novel laim..? Semisal "surga yg tak dirindukan 2".. klu ada bisa di share ke aku?

    BalasHapus
  4. Hallo kak apakah ini tidak ada daftar pustakanya?

    BalasHapus