assalamualaikum

selamat datang di blog kami semoga apa yang kami sajikan bisa bermanfaat bagi kita semua amin

Rabu, 26 Januari 2011

kanak mamben


penyusunan kartu soal pilihan ganda


TUGAS
Evaluasi Proses Pembelajaran
Penyusunan Kartu Soal Pilihan Ganda

DISUSUN OLEH
1.      MUHAMMAD HA’IZ
2.      ABDUL KHABIR
3.      AHMAD MUZAYYANI
4.      BURHANUDDIN
5.      JUNAIDI
6.      NANIK RAHMAWATI
7.      RU’ATUL AINI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG
TAHUN 2011

TEKNIK PENYUSUNAN SOAL PILIHAN GANDA

A.        Pengertian
Pengukuran secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil   test ).   Tes   tertulis   merupakan   kumpulan   soal-soal   yang diberikan  kepada  siswa  dalam  bentuk  tulisan.    Dalam  menjawab soal,  siswa  tidak  selalu  harus  merespon  dalam   bentuk  jawaban, tetapi  juga  dapat  dilakukan  dalam  bentuk   lain  seperti  memberi tanda, mewarnai,     menggambar    dan       sejenisnya. Tes tertulis merupakan teknik   pengukuran   yang   banyak   digunakan   dalam menilai pencapaian kompetensi mata pelajaran sebagai hasil belajar.

B.         Bentuk Tes Tertulis
Soal   tes  tertulis   dapat   diklasifikasikan   menjadi   dua  yaitu   soal dengan  memilih   jawaban   yang   sudah   disediakan   (bentuk  soal pilihan ganda,  benar-salah) dan soal dengan  memberikan  jawaban secara  tertulis   (bentuk   soal  isian,   jawaban   singkat   dan  uraian). Dilihat   dari   bentuk   soalnya,   tes   tertulis   dapat   dikelompokkan menjadi tes tertulis objektif  seperti pilihan ganda  dan isian, dan tes
tertulis non -objketif seperti bentuk soal uraian non -objketif.

C.         Bentuk Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya  dapat dipilih dari beberapa  kemungkinan  jawaban  yang telah  disedikan. Kontruksinya terdiri  dari pokok  soal dan pilihan  jawaban.  Pilihan jawaban  terdiri  atas  kunci  dan  pengecoh.   Kunci  jawaban  harus merupakan jawaban  benar atau paling  benar sedangkan  pengecoh merupakan   jawaban   tidak   benar,   namun   daya   jebaknya   harus berfungsi,   artinya   siswa   memungkinkan   memilihnya   jika   tidak menguasai materinya.
Soal  pilihan  ganda  dapat  diskor  dengan  mudah,  cepat,  dan memiliki  objektivitas   yang   tinggi,   mengukur   berbagai   tingkatan kognitif,  serta  dapat  mencakup  ruang  lingkup   materi  yang  luas dalam  suatu  tes.  Bentuk  ini  sangat  tepat  digunakan  untuk  ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian nasional,  ujian  akhir  sekolah,   dan  ujian  seleksi  pegawai  negeri. Hanya saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan biaya  cukup besar, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang   untuk    menebak   kunci   jawaban,   dan   peserta   mudah mencotek  kunci  jawaban.  Secara umum,  setiap soal pilihan  ganda terdiri  dari  pokok  soal  (stem )  dan  pilihan  jawaban  (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).
Dalam   penyusunan   soal   tes   tertulis,   penulis   soal    harus memperhatikan   kaidah-kaidah   penulisan   soal   dilihat   dari   segi materi,  konstruksi,  maupun  bahasa.  Selain  itu  soal   yang  dibuat hendaknya menuntut penalaran yang tinggi.

Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara :
mengidentifikasi    materi    yang    dapat    mengukur    perilaku pemahaman,   penerapan,    analisis,    sintesis,    atau    evaluasi. Perilaku   ingatan   juga   diperlukan    namun    kedudukannya adalah sebagai langkah awal  sebelum siswa dapat mengukur perilaku yang disebutkan di atas;
membiasakan    menulis   soal   yang   mengukur    kemampuan berfikir       kritis     dan mengukur keterampilan pemecahan masalah; dan menyajikan      dasar pertanyaan (stimulus) pada setiap pertanyaan,  misalnya  dalam  bentuk  ilustrasi/bahan  bacaan seperti kasus, contoh, tabel dan sebagainya.

D.         Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda
Dalam  menulis  soal  pilihan  ganda  harus  memperhatikan  kaidah- kaidah sebagai berikut:

   Materi
1.         Soal harus sesuai dengan indikator.
2.                Pilihan  jawaban  harus  homogen  dan  logis  ditinjau  dari segi materi.
3.                Setiap  soal  harus  mempunyai  satu  jawaban  yang  benar atau yang paling benar.



   Konstruksi
1.      Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2.      Rumusan      pokok soal dan pilihan jawaban arus merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
3.      Pokok  soal  jangan  memberi  petunjuk  ke  arah   jawaban yang benar.
4.      Pokok soal jangan mengandung      pernyataan yang bersifat negatif ganda.
5.      Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
6.      Pilihan jawaban jangan mengandung  pernyataan,  "Semua pilihan   jawaban   di   atas   salah",   atau   "Semua   pilihan jawaban di atas benar".
7.      Pilihan  jawaban  yang  berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan   urutan besar kecilnya  nilai  angka tersebut, atau kronologisnya.
8.      Gambar,   grafik,   tabel,   diagram,   dan   sejenisnya        yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
9.      Butir  soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

   Bahasa
1.      Setiap   soal   harus   menggunakan    bahasa   yang    sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2.      Jangan menggunakan  bahasa yang berlaku setempat,  jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
3.      Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif.
4.      Pilihan  jawaban  jangan  mengulang  kata atau frase  yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
Catatan
Jumlah pilihan jawaban untuk soal SD dan SMP adalah empat pilihan Jumlah pilihan jawaban untuk SMA dan sederajat yaitu lima pilihan




E. Format Kartu Soal Pilihan Ganda
Tampak Depan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN
Jenis Sekolah              :
Bahan Kelas/Semester:
Mata Pelajaran            :
Kurikulum                   :
Penyusun                     :
Unit Kerja                   :
Buku Sumber
Proses Kognitif
Tingkat Kesukaran

Fakta

Sangat Mudah

Penerapan

Mudah

Interpretasi

Sedang

Pemecahan Masalah

Sukar

Penalaran & Komunikasi(1)

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator











Pilihan Jawaban
Tingkat Kesukaran
Daya Beda
Guessing Value
A



B



C



D



E







Tampak Belakang
No.
Rumusan Butir Soal
Kunci

Pembahasan



Catatan:
1.       Khusus  matematika, proses kognitifnya  adalah penerapan konsep, pemecahan masalah, dan penalaran dan komunikasi
2.      Yang tidak Berrarsir di isi penulis, sedangkan yang di arsir dengan tanda abu di isi Puspendik


F. Kriteria Tes Pilihan Ganda Yang Baik / Bermutu.

Suatu  tes  akan  mampu  mengungkap  aspek  hasil  belajar  secara  tepat  apabila  tes tersebut  cukup baik. Tes yang baik harus memiliki dan memenuhi syarat-syarat seperti berikut:

1.    Memiliki validitas yang tinggi. Artinya mampu mengungkapkan aspek hasil belajar tertentu secara tepat. Misalnya  tes Matematika tentang simbol-simbol himpunan, harus mampu mengungkap secara tepat tentang kemampuan murid di dalam memahami dan menggunakan simbol-simbol tersebut.

2.     Memiliki reliabilitas yang tinggi. Artinya mampu memberikan gambaran yang relatif tetap dan konsisten tentang kemampuan yang dimiliki seorang peserta didik. Suatu tes yang hasilnya tidak konsisten (dapat berubah dari waktu ke waktu, atau berubah dari satu siswa ke siswa lainnya) akan menimbulkan kesalahan atau bias dalam penarikan kesimpulan hasil penilaian. Seperti  meteran yang terbuat dari karet, tidak konsisten untuk mengukur  panjang.  Menggunakan  alat  ukur  panjang  yang terbuat  dari  karet sangat menyesatkan!

3.     Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai. Artinya tiap butir dalam tes itu dapat membedakan peserta didik yang belajar/menguasai bahan dan peserta didik yang kurang  menguasai  bahan.  Tes  yang  buruk  bisa  sebaliknya,  anak  yang  kurang menguasai dapat nilai tinggi dan anak yang mampu/mengusai bahan justru dapat nilai rendah.

4.    Tingkat kesukaran tes berdasar kelompok yang akan dites, kira-kira 30% mudah 50% sedang dan 20% sukar.
5.    Mudah diadministrasikan. Artinya tes tersebut memiliki petunjuk tentang bagaimana cara pelaksanaannya, cara mengerjakannya, dan cara mengoreksinya.
6.    Memiliki  norma  atau  patokan  penafsiran  data.  Apakah  norma  mutlak  (ditentukan sebelum ada skor) ataukah norma relatif (ditentukan setelah pemberian skor).

G.  Prosedur Yang Benar Dalam Penyusunan Tes Pilihan Ganda.

Prosedur pembuatan dan pengadministrasian    tes hasil belajar, baik bentuk uraian maupun pilihan  ganda  pada prinsipnya  sama saja.  Bila ada perbedaan  dalam  prosedur relatif hanya sedikit. Prosedur tersebut meliputi: penyusunan butir soal, penggandaan tes dan lembar jawaban, pengadministrasian, penyekoran dan analisis

1.  Penyusunan butir soal

Langkah pertama dalam penyusunan tes ialah menetapkan tujuan tes, yakni ditujukan untuk peserta didik kelas dan semester berapa, dalam pelajaran apa, dan mengenai pokok bahasan apa? Lingkup materi ini dapat sangat sempit (satu pokok bahasan saja) dapat juga sangat luas (untuk keperluan UAN). Jadi, tujuan tes harus disesuaikan dengan TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus) tertentu.

Tujuan tes tersebut dijabarkan ke dalam kisi-kisi atau kerangka tes. Kisi-kisi memuat pokok-pokok  bahasan  yang akan  dievaluasi, banyaknya butir soal tiap pokok bahasan, banyaknya butir soal  berdasar tingkat kesukaran, tingkat kognitif, dan variasi soal, serta jumlah soal secara keseluruhan.  Dengan kata lain, kisi-kisi merupakan  pedoman induk dalam penyusunan soal tes.

Penyusunan  butir-butir  soal  semuanya  didasarkan  pada    kisis-kisi  yang  disusun sebelumnya, dengan demikian pembuatan soal yang menyimpang dari tujuan tes dapat dihindari. Setiap butir soal tentu saja harus disusun berdasar kaidah Bahasa Indonesia serta pedoman umum penyusunan butir soal. Pada tes bentuk uraian antara lain antara lain: (1) harus jelas  mengukur TIK  yang mana, (2) waktu  untuk menjawab diperkirakan sesuai dengan keseluruhan waktu yang tersedia, dan (3) jawaban yang diinginkan cukup spesifik.

Pada   tes   bentuk   pilihan   ganda,   ada   sejumlah   kaidah   penulisan   untuk   tiap ragam/variasi. Bila tidak mengikuti kaidah ragam tes bersangkutan, maka butir soal itu dapat  membingungkan, mudah ditebak atau bahkan menyimpang sama sekali dari tujuan tes. Begitu banyak ketentuan yang harus dipenuhi dalam penulisan butir soal pilihan ganda, menunjukkan bahwa penyusunan tes ini memerlukan kesungguhan dan kecermatan.

2.  Penggandaan tes untuk siap pakai

Setelah semua butir soal disusun sesuai dengan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal, maka  langkah  berikutnya ialah menyusun  butir soal menjadi satu  tes  yang siap pakai. Beberapa  faktor  teknis  perlu  diperhatikan,  antara  lain:  kejelasan  petunjuk  pengerjaan, format tulisan dan kejelasan huruf-hurufnya, serta penomoran/ pengelompokkan soal dan teknis pengetikan.

Untuk tujuan UAS, UAS/EBTA apalagi EBTANAS/UAN, semua butir soal harus pernah  dicobakan dan dianalisis. Sedang untuk tujuan terbatas tidak ada keharusan uji- coba. Bila langkah ini kurang diperhatikan maka jerih payah mendapatkan butir soal yang baik, akan menjadi sia-sia.

3.   Pelaksanaan tes (pengadministrasian kepada peserta didik)

Agar hasil evaluasi pilihan ganda dan adil, saat pelaksanaan tes perlu dijaga agar selalu  tertib  dan  lancar.  Kecenderungan  menyontek,  peserta  didik  bekerja-sama  dalam mengerjakan tes, atau penyelewengan pihak pengawas harus dapat dihindari karena dapat menjauhkan dari tujuan evaluasi.  Tidak kalah penting adalah pembatasan waktu sesuai dengan rencana, serta kondisi peserta didik pada saat mengerjakan tes.

4.   Penyekoran (pemberian skor)

Ada perbedaan besar dalam hal penyekoran tes bentuk uraian dan pilihan ganda. Pada tes pilihan ganda dapat digunakan alat bantu berupa "kunci jawaban" (kertas dilubangi atau transparan yang diberi tanda-tanda) dan tiap lembar jawaban dapat diberi skor sekali- gus. Dengan pertimbangan tertentu, jawaban peserta didik yang salah dapat dipehitungkan sebagai denda yang mengurangi skor akhir.

5.  Analisis tes dan butir soal

Kegiatan analisis antara lain meliputi: (1) menghitung reliabilitas tes, (2) analisis butir  soal,  yang  meliputi:  analisis  daya  pembeda,  analisis  tingkat  kesukaran,  analisis homoginitas butir soal, dan analisis distraktor,  dan (3) analisis validitas: minimal validitas permukaan dan validitas isi atau validitas konstruk. Uraian dan latihan lebih lanjut tentang analisis tes dan analisis butir soal disajikan secara khusus (materi tersendiri).