assalamualaikum

selamat datang di blog kami semoga apa yang kami sajikan bisa bermanfaat bagi kita semua amin

Kamis, 14 Maret 2013

HUBUNGAN ORANG TUA TERHADAP KESEHATAN MENTAL ANAK




 


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunianya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini saya buat memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Mental pada Anak”.
Terima kasih kepada Dosen mata kuliah Kesehatan Mental yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahan makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu Kritik dan saran dari semua pihak bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin




Penuis



DAFTAR ISI


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ........ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB   I      PENDAHULUAN........................................................................        1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... ....... 1
                   1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah ..................................... ....... 1
                   1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................... ....... 2
                   1.4 Metode Penulisan ................................................................... ....... 2
BAB   II    LANDASAN TEORI
       2.1 Pengertian pertumbuhan dan Perkembangan Anak ....................... 3
                   2.2 Teori-Teori pada Ahli ............................................................. ....... 4
BAB  III   PEMBAHASAN MASALAH .................................................... ....... 5
       3.1 Peranan Orang Tua bagi Perkembangan Anak ....................... ....... 5
       3.2 Problem dalam Perkembangan Anak ...................................... ....... 9
BAB   IV   PENUTUP .................................................................................... ..... 12
       4.1 Kesimpulan ............................................................................. ..... 12
       4.2 Saran ....................................................................................... ..... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ..... 14




BAB  I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
                 Dari Penilitianyang dilakukan terhadap Pasien-pasien yang menderita gangguan dan Penyakit Jiwa, dan tehadap orang-orang yang tidak merasakan kebahagiaan dalam hidup, terbukti bahwa sebab-sebab yang terbesar terletak pada pendidikan yang diterimanya, terutama pendidikan waktu kecil.
                 Karena itu, hubungan antara Pendidikan dan Kesehatan Mental sangat erat. Yang dimaksud dengan Pendidikan dalam hal ini, ialah yang diterima si Anak dirumah tangga, sekolah dan masyarakat. Akan terlihat betapa besar penangaruh Pendidikan itu atas kelakuan anak-anak, ada yang menjadi nakal, keras kepala dan sebagainya. Dalam hal ini akan terlihat pula betapa pentingnya Pendidikan agama dalam Pembinaan kepribadian si Anak.
Orang menyangka bahwa Pendidikan itu adalah Penanaman sifat-sifat yang baik kepada si Anak, seperti Sopan Santun, Budi Pekerti, Tata Tertib, Agama dan sebagainya, yang semuanya ditujukan kepada si Anak, tanpa menyadari peranan orang tua sendiri. Padahal Pendidikan itu adalah jauh lebih luas dari pada itu.
                 Yang dimaksud dengan Pendidikan dalam hubungannya dengan Kesehatan Mental, bukanlah pendidikan yang disengaja yang ditujukan kepada objek yang di didik, akan tetapi yang lebih dari pada itu adalah keadaan dan suasana rumah tangga, keadaan jiiwa bapak ibu, hubungan antara satu dengan yang lainnya dan sikap jiwa mereka terhadap rumah tangga dan anak-anak.
Segala persoalan orang tua itu akan mempengaruhi si Anak. Karena yang mereka rasakan akan tercermin dalam tindakan-tindakan mereka .

1.2    Perumusan dan Pembatasan Masalah
a.       Perumusan Masalah
1)      Apa kewajiban orang tua bagi perkembangan mental si Anak ?
2)      Problem apa saja yang mempengaruhi perkembangan si Anak ?
b.      Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini ditulis supaya tidak melebar dari isi makalah yaitu Pertumbuhan dan Perkembangan Mental pada anak serta problem dan upaya mengatasi problem itu. Karena keterbatasan Sumber dan Pengetahuan serta memudahkan pembaca memahami apa yang di sampaikan.

1.3    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui :
a.       Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
b.      Pentingnya Peranan orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
c.       Problem-problem yang dialami si Anak
d.      Solusi dari problem yang di alami si anak
e.       Dan menambah wawasan serta pengalaman bagi mahasiswa / mahasiswi

1.4    Metode Penulisan
                 Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan jalur Informasi dan gudang ilmu pengetahuan yaitu Internet dan bedah pustaka



BAB II
LANDASAN TEORI

2.1  Pengertian Pertumbuhan Perkembangan Anak
                 Pertumbuhan adalah Perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisikyang berkembang secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
Hasil dari pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitasif badan anak seperti tinggi, berat dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang makin sempurna tentang sistem jaringan saraf dan perubahan struktur jaringan lainnya. Dengan demikian pertumbuhan dapat juga diartikan proses perubahan dan proses pematangan fisik.
                 Adapun pengertian perkembangan ialah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniah nya itu sendiri. Melainkan penyempurnaan fungsi Psikologis yang disandang organ-organ fisik.
Dalam Dictionary of Psychogy (1972) merincikan perkembangan manusia sebagai berikut :
a.      The Progressive and Continous
Change in the organism form birth to death. Perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri manusia sejak lahir hingga mati
b.      Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan
c.       Change in the shape and integration parts of bodily parts into fungtional parts.
Perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional.
d.      Maturation or apperance of fundamental pattern of unlearhead behavior
Perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
     Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya. Sedang pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik (Maturation).

2.2  Teori – Teori para Ahli
       a.  Arthur Schopenhover (1788-1860) seorang pilosof Jerman, menyatakan bahwa perkembangan manusia itu di tentukan oleh pembawaan nya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa ( Pesimisme pedagogie )
       b.  Jhon Locke (1632-1704)
            mengatakan bahwa perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalam pendidikannya , sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
a.       Menurut Muhibbin Syah (1999:11)
Perkembangan adalah proses perkembangan Kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniah itu sendiri.
b.      Menurut Dalyono (1997:78)
Perkembangan tak ditekankan pada segi materi, melainkanpada segi fungsional. Perubahan fungsi disebabkan adanyaproses pertumbuhan materi yang memungkin kan adanya fungsi itu.
c.       Louis William Stern (1871-1938)
Mengemukakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh factor pembawaan dan lingkungan, keduanya berpengaruh dalam menentukan masa depan.


BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

 3.1    Peranan Orang Tua bagi Perkembangan Mental Anak
          Keadan orang tua, sikapnya terhadap si anak sebelum dan sesudah anak lahir ada pengaruhnya terhadap kesehatan mental si anak. Hubungan antara ibu dan bapak hendaknya demikian rupa baiknya dimana terdapat saling pengertian, saling menghargai dan cinta mencintai dalam arti sesungguhnya.
          Saling pengertian itu penting sekali, karena suami istri adalah dua pribadi yang tumbuh terpisah satu dan lainnya, serta mempunyai pengalaman yang berbeda pula kepribadian, sikap jiwa dan pandangan hidupnya. Sebelum hidup bersama, perbedaan itu mungkin tak terlihat / kurang berpengaruh, karena masing-masing calon masih dipengaruhi oleh emosi gambaran-gambaran indah yang dikhayalkan. Akan tetapi, apabila hidup bersama telah dimulai, makin hari makin bertambah sikap dan sifat suami / istri itu, dan akan ditemuilah kekurangan-kekurangan yang dulu tidak pernah terbayangkan.
          Si suami atau istri harus cepat berusaha memahami sungguh-sungguh pasangan hidupnya itu dan selanjutnya menyesuaikan diri, dengan sling menghargai dan saling membantu satu sama lain. Kalau salah satu berkeras pada pendiriannya, tidak mau menghargai pihak lain, maka akan hilanglah kebahagiaan rumah tangga. Karena salah satu terpaksa menekan perasaan yang selanjutnya akan mempengaruhi Kesehatan Mental anak-anak nya.
          Banyak sekali kita temui dalam hidup dimana anak-anak menderita bukanlah karena kurang pemeliharaan, makan, pakaian, jajan dan sebagainya. Tapi mereka menderita karena melihat salah satu dari orang tuanya menderita. Kendatipun mereka tetap di perlakukan dengan baik oleh kedua orang tuanya.
          Pendidikan yang baik bukan sekedar latihan kebiasaan-kebiasaan yang baik, seperti kebiasaan waktu makan, tidur, main atau latihan-latihan sopan santun yang harus dibiasakan oleh sang anak sejak kecil atau kebiasaan belajar yang baik. Tapi yang jauh lebih penting dari itu adalah sikap dan cara orang tua mengahadapi hidup pada umumnya dan cara memperlakukan si Anak. Orang tua terutama ibu , haruslah dapat memperlakukan si anak demikian rupa, hingga ia merasa diperhatikan dan di sayangi oleh ibunya, walaupun ia dimarahi waktu bersalah tetapi dengan marahnya ibu itu masih dapat ia merasakan kasih saying ibunya dan dapat menyadari bahwa ia bersalah dan patut dimarahi.
          Dalam perlakuan orang tua terhadap anaknya harus dijaga dan diperhatikan kebutuhan-kebutuhan si anak dalam hidup pada umumnya, mulai dari kebutuhan pokok(Primer) seperti makannya, minumnya dan mengganti pakaiannya waktu basah, dan kebutuhan-kebutuhan yang brsifat kejiwaan dintaranya
a.         Kasih Sayang
Kasih sayang sangat dbutuhkan si anak dalam pertumbuhannya, kasih sayang tidak akan dirasakan oleh si anak apabila hidupnya mengalami hal-hal sebagai berikut:
1)      Kehilangan Pemeliharaan Ibu
2)      Si anak merasa tidak diperhatikan atau kurang disayangi diantaranya :
(a)    Suka memperhatikan gerak-gerik orang tua, banyak Tanya atau selidik
(b)   Sering melakukan hal-hal yang menarik perhatian untuk memperoleh kasih sayng , misalnya banyak keuhan dan pengaduan.
(c)    Akan melukai/menyakiti dirinya sendiri, misalnya mogok makan, tidak mau bicara, membiarkan dirinya terjatuh dan sebagainya.
(d)   Kelakuan dan sikap menunjukkan ia benci kepada orang, acuh tak acuh, sering sakit dan sebaginya.
3)      Toleransi orang tua yang berlebihan
Toleransi yang berlebihan membawa dampak buruk bagi kesehatan mentalnya, diantaranya :
(a)    Emosi tidak matang
(b)   Cepat marah apabila tidak tercapai
(c)    Tidak pandai dalam mengisi waktu
(d)   Tidak dapat menghargai tanggungjawab, dan tidak bisa diberi tanggungjawab
(e)    Tidak sanggup menghadapi kesukaran dengan cara yang wajar
4)      Orang Tua yang keras
alasan yang mendorong menjadi keras diantaranya didorng oleh keinginan , supaya anaknya belajar disiplin dan hidup teratur sejak kecil,agar setelah dewasa dapat mengahadapi hidup dengan baik dan mudah, mungkin pula oleh faktor orangtua yang mendapat perlakuan keras sejak kecil. Karena ia sukses, disangkanya bahwa pendidikan yang diterimanya dulu itu yang membawa sukses baginya dalam hidup.
5)      Orang tua yang terlalu ambisius
6)      Sikap orangtua yang berlawanan
b.         Kebutuhan akan rasa man
Unsur-unsur pokok dalam rasa aman adalah Kasih sayang, Ketenteraman,  Penerima  maka anak yang merasa sungguh-sungguh dicintai oleh orangtua dan keluarganya, pada umumnya akan merasa bahagia dan aman.
c.         Kebutuhan akan Harga Diri
        Orang tua sering kali lupa bahwa anak-anak harus didengar dan harus diperhatikan pula pendapat dan kemauannya. Inilah yang sering kali menyebabkan anak-anak kecil menangis, mungkin berguling-guling dilantai berjam-jam lamanya, tidak mau dibujuk, tidak mau berhenti menangis sampai suaranya hilang atau kepayahan.
        Olok-olok dalam bentuk apapun, menyebabkan si anak merasa tidak dihargai pula hukuman0hukuman, perintah-perintah, larangan-larangan dan janji-janji akan hukuman tanpa ada alasan jelas dan wajar, juga menyebabkan si anak ttidak berharga. Akibat dari hilangnya rasa harga diri itu adalah merasa rendah diri, tak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah dan sebagainya.
d.      Kebutuhan akan Rasa Kebebasan
        Kebebasan yang dimaksud disini buknlah kebebasan yang tidak mengenal batas. Tapi kebebasan dalam batas-batas kewajaran. Anak-anak pada usia 2-4 tahun permainannya bertujuan menumbuhkandan memperkuat otot-ototnya. Untuk itu mungkin ia akan mendorong kursi, turun naik tangga, memanjat-manjat, melompat-lompat, jungkir balik dan sebagainya.
        Orang tua yang tidak mengerti permainan seperti itu, mungkin akan marah atau membatasi aktiftasnya. Jika ini terajadi, maka pertumbuhan anak akan terhalang dari segi fisik dan mental, ia akan menjadi lamban bergerak dan merasa kecil hati (hilang kegembiraanya). Dalam mengawasi anak bermain, perlu kita ketahui bahwa kemampuannya untuk menaksir jarak, masih kurang sekali. Mungkin sebenarnya tempat itu tinggi , disangkanya dekat saja. Kita sebagai orang tua cukup mengawasi dia bermain dan berikan kebebasan dalam bermain untuk mengekpresikan perasaan dalam permainannya yang disenanginya.
        Kebebasan bermain dan berkawan dengan anak-anak lain harus diberikan pada si anak . jangan kita melarangnya bermain dengan anak-anak yang sebaya dengan dia. Walaupun ia sering berkelahi, karena pergaulan itu nanti akan memperkembangkan jiwamsosial pada anak, ia akan belajar bagaimana cara menghadapi teman, cara menekan keinginan supaya sesuai dengan teman tersebut.
e.       Kebabasan akan Rasa Sukses
        Anak-anak dari lahir sampai kira-kira umur 6 tahun mengalami pertumbuhan fisik yang angat cepat, sedangkan pertumbuhan masih sangat lamban. Karena itu anak-anak dibawah umur 6 tahun belum dapat diterima sekolah dasar. Karena belum dapat mengikuti Pelajara-pelajaran yang menghendaki pikiran-pikiran. Kalau anak dipaksa juga belajar, mungkin ia akan berhasil, tapi akan lebih baik lagi bila kemampuan untuk belajar itu sudah ada.
        Rasa sukses yang dicapai oleh si anak diwaktu kecil akan mempengaruhi hidupnya dikemudian hari, anak yang biasa mendapatkan apa yang di inginkannya secara wajar dan tidak berlebih-lebihan, akan mempunyai pandangan hidup yang optimis dikala ia besar nanti dan hidupnya penuh semangat dan kegembiraan. Akan tetapi sebaiknya anak yang sering kali gagal dalam percobaannya dan gagal dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya dalam hidup, ia akan mempunyai pandangan hidup yang pesimis, ragu-ragu, tidak berani menghadapi kesukaran-kesukaran, walaupun kesukaran itu ringan dan kecil, ia akan bersikap masa bodoh, kurang peduli dan acuh tak acuh terhadap persoalan orang lain.

f.       Kebutuhan akan Mengenal
        Dalam mengenal sesuatu anak-anak sering memegang sesuatu ditangannya sambil melihat dan memeriksa barang-barang dengan matanya. Kebutuhan dan usaha si anak untuk mengenal lingkungannya, termasuk faktor yang penting untuk menumbuhkan kesanggupan padanya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan aktifitas sendiri (permainan) pada masa anak-anak itu, permainannya tidak menentu. Disinilah peranan orangtua dalam memimpin anak-anak itu. Bukan orangtua saja yang harus memperhatikan permainan itu sebagai cara untuk mengenal, tapi para guru juga harus menolong anak-anak dapat mempergunakan cara tersebut.
3.2    Problem dalam Perkembangan Anak
a.         Problem yang berhubungan dengan Pertumbuhan Jasmaniproblem pertama yang dihadapi anak-anak menginjak masa remaja (Adolesen) ialah pertumbuhan jasmani yang terjadi mulai dari kira-kira umur 13-16 tahun diantaranya:
1).   Pertumbuhan pada anggota kelamin
2).   Pertumbuhan yang membedakan bentuk tubuh laki-laki dan perempuan, dimana tanda-tanda seks makin jelas terlihat pada tubuhnya.
3).   Pertumbuhan badan yang sangat cepat. Si anak bertambah tinggi, besar dan berat badan dengan cepat sekali.
4).   Terjadi Menstruasi pertama bagi anak perempuan dan mimpi pada anak laki-laki
5).   Tumbuhan jerawat dan bintik-bintik pada muka, punggung, leher dan sebagainya.
        Untuk menghindari / mengurangi problema yang dialami oleh adolesen terhadap pertumbuhan jasmani itu dapat dilakukan antara lain :
1)      Berilah mereka penjelasan untuk lebih mengenal dirinya ciri-ciri pertumbuhan dan proses-proses yang terjadi pada setiap adolesen itu
2)      Doronglah mereka pergi ke dokter u/ memeriksa kesehatannya dan menerima petunjuk-petunjuk medis tentang perubahan-perubahan bentuk tubuhnya.
3)      Tolong mereka mengatur memakan  makanan sehat yang membantu pertumbuhannya, dan memilih pakaian yang cocok dan cukup menarik sesuai dengan usianya.
4)      Latih dan doronglah mereka untuk mempelajari bermaacam keahlian yang dapat digunakan u/pengisi waktu luang agar tidak banyak memikirkan dirinya.
5)      Harus dijauhi cela-celaan dan kritikan-kritikan karena mereka sangat sensitif.
b.         Problem yang timbul berhubungan dengan orangtua
                    Sering kali orangtua memperlakukan anak-anaknya yang berumur13-14 tahun sama dengan mereka yang berumur 9-10 tahun . perlakuan sikap dan tindakan orangtua yang seperti itu akan menyebabkan anak-anak merasa tidak senang.
                    Sebaliknya ada orang tua memperlakukan anak-anak yang terlihat sudah besar 16-17 tahun seperti orang dewasa. Mereka lupa bahwa anak-anak itu baru selesai dari menghadapi pertumbuhan jasmani yang cepat, dan mulai berbentuk dewasa, tetapi sikap, pikiran dan emosinya belum selesai dari pertumbuhannya. Anak tersebut belum mempunyai pengalaman, emosinya masih goncang dan saling mengalami kegoncangan jiwa, akibat mulai bekerjanya organ-organ kelenjar seksual. Mereka ingin merasa bebas dari campur tangan orang tua. Ingin sesekali pergi bersama kawan-kawannya, jauh dari pandangan orang tua dan sebagainya. Dalam hal ini orangtua harus mengetahui bahwa anak-anak ingin segala sesuatu yang masuk akal.
c.         Problem yang berhubungan dengan pertumbuhan sosial
                    Masa adolesen sering mengikuti atau mencontoh sikap kawan-kawan nya yang sebaya tanpa dipikirkan lebih dahulu. Mereka takut akan disingkirkan atau diajak oleh kawan-kawannya jika tidak mau mengikuti mereka. Itulah sebabnya mereka seringkali pergi dari rumah u/ memenuhi kawan-kawannya, berbicara, bersenda gurau dan ingin berkenalan dan bergaul dengan teman-temannya dari jenis lain. Timbul kelakuan-kelakuan, cara berpakaian, berbicara dan sebagainya, seolah-olah disengaja berlebih-lebihan dan dibuat-buat untuk menarik perhatian. Tingkah laku dan sikap mereka yang seperti itu biasanya menimbulkan teguran-teguran dan kritikan-kritikan orangtua, terutama para orangtua yang fanatik beragama.
d.        Problem yang berhubungan dengan sekolah dan pelajaran.
                    Tidak semua anak mempunyai bakat dan kemampuan yang sama, ada yang kuat dalam satu mata pelajaran dan lemah dalam pelajaran lainnya. Jika si anak kecewa karena ia merasa kurang pandai dalam salh satu bidang pengetahuan, perlu kita beri pengertian, tentang adanya perbedaan itu, dia hanya harus berusah sesuai dengan kemampuan yang ada padanya. Perlu dijelaskan bahwa kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau tidaknya seseorang dalam pelajarannya, ketenangan jiwa juga mempunyai pngaruh atas kemampuan u/ menggunakan kecerdasan.
e.         Problem Pribadi
                    Disamping problem yang berhubungan dengan pertumbuhan jasmani, sekolah, orangtua dan masyarakat, dan tidak kalah menarik pula masalah-masalah pribadi yang tidak dapat diungkapkan dan diceritakan kepada orang lain, bahkan terkadang persoalan itu kurang jelas dalam hatinya.
                    Adolesen membutuhkan orang tepat u/ mencurahkan perasaan-perasaan kegelisahan, kecemasan, harapannya dan sebagainya. Jika ia tidak mempunyai teman erat yang dipercaya dan orangtua nya tidak berusah mendengar dan memahami keluhan-keluhannya, maka ia akan merasa sangat sedih, sehingga pelajaran dan kesehatannya bisa terganggu. Mungkin akan terlihat dia menjadi pemarah, penantang, keras kepala dan sebagainya.
                    Dalam hal mendengarkan dan memperhatikan keluhkesahnya, sebaiknya kita sebagai orangtua membatasi diri dan mengetahui batas-batas tertentu, agar adolesen jangan merasa bahwa kita terlalu ikut campur dalam urusan pribadinya. Dan jangan membandingkan keadaan kita dahulu dengan mereka sekarang.


BAB IV
PENUTUP

4.1     Kesimpulan
a.    Pendidikan terahadap anak bukan sekedar penanaman hal-hal atau sifat-sifat terpuji terhadap si anak seperti, sopan santun, budi pekerti, agama dan sebagainya. Melainkan  keadaan dan suasana rumah tangga, keadaan jiwa ibu bapak, hubungan satu dengan lainnya.
b.    Perkembangan pada asasnya ialah tahapan perubahan Psiko-fisik manusia yang progresif sejak lahir hingga akhir hayat.
c.    pertumbuhan merupakan hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
d.    Peranan orangtua selain memberikan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat kejiwaan seperti kasih sayang, kebutuhan Primair (pokok), juga memberikan kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa kebebasan rasa sukses, kebebasan akan mengenal.
e.    Setelah anak menginjak masa adolsen dia akan mengalani ; masalah pertumbuhan jasmani, masalah dengan orangtua, sosial dan masalah dengan pribadinya.

4.2     SARAN
   a.    Sebaiknya orangtua dalam mendidik ank-anaknya, jangan terlalu berlebihan , beri kesempatan kepada anak untuk bermain denga kawan-kawannya yang sebaya.
   b.    Sebaiknya antara kebutuhan Primair yang menunjang pertumbuhan fisik anak dan kebutuhan Psikis/kebutuhan rohaninya ada keseimbangan.
   c.    Setiap anak setelah menginjak masa adolesen mereka mempunyai kesulitan tentang pertumbuhan badannya yang sangat cepat atau masalah-masalah dengan mata pelajaran, dengan orang tua, denga masyarakat itu semua butuh pengertian dan pemahaman. Untuk itu orangtua harus membantu anak-anak member penjelasan apa yang mereka sukara dimengerti.
d.      Dalam mengatasi problem-problem pribadinya, orangtua harus membatasi diri, beri penjelasan ketika dia bertanya jangan sampai terlihat ikut campur tangan dalam menyelesaikan problemnya dan beri kebebasan dan tanggungjawab bahwa dia bias menyelesaikan masalah nya dengan baik.
e.       Jangan memperlakukan anak yang sudah besar seperti anak kecil.


DAFTAR PUSTAKA



-          Dradjat Zakiah, Dr. Kesehatan Masalah
( Jakarta : CV Haji Masagung )
-          Djaramah, syaiful Bakhir, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, Cet II
-          Majalah “Anakku” Edisi 4 tahun 2000

1 komentar: