assalamualaikum

selamat datang di blog kami semoga apa yang kami sajikan bisa bermanfaat bagi kita semua amin

Kamis, 14 Maret 2013

Peran Kinerja Guru dalam Meningkatkan Kwalitas Pendidikan ditinjau dari Input, Proses, dan Output




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Penilaian tentang kinerja individu guru semakin penting ketika lembaga akan melakukan reposisi. Artinya bagaimana lembaga harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program pengembangan SDM sacara optimum. Pada gilirannya kinerja individu akan mencerminkan derajat kompetisi suatu lembaga.
Maju dan mundurnya suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh kinerja dari individu guru yang ada di lembaga tersebut. Begitu juga dengan kualitas pendidikannya tidak terlepas dari peran kinerja individu guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Peran kinerja individu sangat diperlukan untuk memajukan mutu pendidikan. Tanpa kinerja yang baik maka tujuan akan sangat jauh tercapai bak jauh api dari panggang. Maka kinerja individu guru sangat diperluan dalam dunia pendidikan.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam peran kinerja individu guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sebagai berikut:
                                       1.            Pengertian Kinerja
                                       2.            Faktor-faktor kinerja guru
                                       3.            Strategi
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang peran kinerja individu guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih khusus lagi di negeri Indonesia yang tercinta ini.


BAB II
KINERJA INDIVIDU GURU

A. Pengertian Kinerja
Apakah sebenarnya arti kinerja itu? Dalam buku “Performance Appraisal”, karangan Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB, 2005, Rajagrafindo Persada disebutkan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English Distionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar ( to discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or complete an understaking); dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine).

Pengertian kinerja yang lain yaitu sebagai berikut:
1.      Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps: 1992).
2.      Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin: 1987).
3.      Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy and Premeaux: 1993).
4.      Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya( Hersey and Blanchard: 1993).
5.      Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Casio: 1992).
6.      Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson and Ivancevich: 1994).
7.      Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam melakukan penilian kinerja individu, yakni: (a) tugas individu; (b) perilaku individu; dan (c) ciri individu (Robbin: 1996).
8.      Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991).
9.      Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins: 1996).
Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-ringtangan yang mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan yang menjadi penghambat.
Sehubungan dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorng atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika.
B. Elemen Teknologi Kinerja
Kinerja dapat dilihat dari sudut pandang “individu, tim, organisasi” yang berarti hasil terkait dengan masukan (input) dalam kaitan elemen teknologi yang terdiri dari : people, procesess, resources dan tools.
Keadaan elemen teknologi untuk pemecahan masalah atau menjawab kebutuhan dapat digambarkan sebagai berikut :
a.        People - Knowledge (cognitife), keahlian/skill(psycomo- toric), motivasi, disiplin, pengalaman (affectif); Ada dua pengetahuan (knowledges) yaitu knowledge expleasite dan knowledge tacit.
b.       Procesess - metode, cara, peraturan mau pun prosedur kerja yang diperlukan dalam melaksanakan program yang sudah ditetapan untuk dikerjakan dan dicapai hasilnya sesuai tujuan/sasaran.
c.        Resources - Sumber-sumber material/bahan baku yg dibutuhkan dalam proses produksi untuk mencapai tujuan/sasaran individu/organisasi.
d.       Tools - Peralatan kerja yang mendukung dan dapat digunakan oleh people, melalui metode untuk mengolah resources yang ada. Prestasi kerja maupun bagaimana proses kerja berlangsung yang menghasilkan sesuatu sesuai tujuan, yang diukur secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dalam mengukur kinerja individu-lazim disebut produktivitas kerja, sedangkan produktivitas itu sendiri adalah nilai hasil kerja (output) selama waktu tertentu.
C. Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Kinerja
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja individu. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut model partner-lawyer (Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c) kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal dan eksternal; (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan dan (3) lingkungan.
Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya.
Kepuasan tersebut berhubungan dengan faktor-faktor individu, yakni: (a) kepribadian seperti aktualisasi diri, kemampuan menghadapi tantangan, kemampuan menghadapi tekanan, (b) status dan senioritas, makin tinggi hierarkis di dalam perusahaan lebih mudah individu tersebut untuk puas; (c) kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu semakin tinggi kepuasan kerjanya; (d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu individu yang mempunyai kepuasan yang tinggi terhadap elemen-elemen kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja, biasanya akan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi.
D. GURU/PENDIDIK
Pendidik atau di indonesia lebih dikenal dengan istilah pengajar, adalah tenaga kependidian yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagi profesi pendidik.
pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi. Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan.   Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan organisasi.
Guru  merupakan  tulang  punggung  dalam  kegiatan  pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya peran guru maka proses belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal. Oleh karena itu dalam manajemen pendididikan perananan guru dalam upaya keberhasilan pendidikan selalu ditingkatkan,  kinerja atau prestasi kerja  guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global. Kinerja  atau  prestasi  kerja  (performance) dapat diartikan sebagai pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing organisasi dalam hal ini sekolah.
E. PERAN KINERJA INDIVIDU GURU
Seorang guru harus memiliki kepribadian sejati. Kepribadian sejati berhubungan dengan kepribadian yang ditunjang oleh penemuan visi, kepemimpinan dan pengelolaan diri yang baik.
Kepribadian berhubungan dengan potret diri yang dilandasi mentalitas, moralitas dan spriritualitas yang baik. Visi berhubungan dengan ekpresikeinginan tujuan, dan makna hidup pribadi. Kepemimpinan pribadi berhubungan dengan jiwa dan sika serta perjuangan yang memiliki nilai-nilai dan prinsip hidup. Pengelolaan pribadi berhubungan dengan aktifitas diri yang terkendali untuk mencapai efektifitas pribadi yang fokus pada visi dan tujuan hidup.
Visi misi pribadi adalah suatu pernyatan ekspresi pribadi yang menyatakan tujuan dan makna hidup pribadi.
Contoh visi misi guru
Setiap pengajaran yang saya berikan mengalir bagai air menyatu dengan alam. Niat saya semata-mata mendapat ridha Allah untuk mengkader peserta didik menjadi generasi qur’ani melalui perubahan paradigma dan penanaman aqidah. Dan lebih berarti sehingga tugas ibadah dan kekhalifahan saya adalah mampu menguak rahasia sunnatullah dan saya bermanfaat untuk umat melalui peserta didik saya atau masyarakat binaan saya.
Setelah visi misi dan tujuan jelas, sebagai guru harus meningkatkan kualitas iman dan Islam, kualitas pola pikir, kualitas proses pengajaran, kualitas hasil pengajaran dan kualitas hidup pribadi.
Perihal yang perlu dilakukan guru adalah merencanakan, menggunakan waktu dengan baik, berpikir sehat dan bertindak objektif serta bertanggungjawab dan menggunkan kecakapan akademis, kecakapan intuitif dan kecakapan rasa serta melaksanakan tupoksi guru.
Visi, menjadi mujtahid melalui profesi guru. Untuk itu saya harus mewujudkan secara lebih ekpresif


BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Dengan memperhatikan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran kinerja individu guru itu memiliki peran yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Maju dan mundurnya dunia pendidikan ditentukan oleh kinerja para guru.
Guru-guru yang hebat akan menghasilkan (output) yang hebat pula. Kinerja individu guru sangat dipelukan guna meningkatkat kualitas pendidikan.
B.SARAN
Setelah mengetahui betapa pentingnya kinerja itu, maka penulis menyarankan kepada semua pihak, terutama kepada guru supaya menerapkan dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru.


Daftar Pustaka
  1. Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
  2. Hasibuan, Malayu SP. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
  3. Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya
  4. Rahardja, Alice Tjandralila. (2004).  “Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. III (3). [Online]. Tersedia: www.bpkpenabur.or.id/jurnal.  [20  Oktober  2005]
  5. Rivai, Veithzal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada
  6. Robbins, Stephen P., (2001), Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education International.
  7. Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju

Tidak ada komentar:

Posting Komentar