BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Penilaian
tentang kinerja individu guru semakin penting ketika lembaga akan melakukan
reposisi. Artinya bagaimana lembaga harus mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kinerja. Hasil analisis akan bermanfaat untuk membuat program
pengembangan SDM sacara optimum. Pada gilirannya kinerja individu akan
mencerminkan derajat kompetisi suatu lembaga.
Maju
dan mundurnya suatu lembaga sangat dipengaruhi oleh kinerja dari individu guru
yang ada di lembaga tersebut. Begitu juga dengan kualitas pendidikannya tidak
terlepas dari peran kinerja individu guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Peran
kinerja individu sangat diperlukan untuk memajukan mutu pendidikan. Tanpa
kinerja yang baik maka tujuan akan sangat jauh tercapai bak jauh api dari
panggang. Maka kinerja individu guru sangat diperluan dalam dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam
peran kinerja individu guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sebagai
berikut:
1.
Pengertian Kinerja
2.
Faktor-faktor kinerja guru
3.
Strategi
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran tentang peran kinerja
individu guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Lebih khusus lagi di
negeri Indonesia yang tercinta ini.
BAB II
KINERJA INDIVIDU GURU
A. Pengertian Kinerja
Apakah sebenarnya arti kinerja itu?
Dalam buku “Performance Appraisal”, karangan Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB,
2005, Rajagrafindo Persada disebutkan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama.
Jika dilihat dari asal katanya, kata
kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The
Scribner-Bantam English Distionary, terbitan Amerika Serikat dan
Canada (1979), berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries”
yaitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute);
(2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar ( to
discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan
tanggung jawab (to execute or complete an understaking); dan (4)
melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is
expected of a person machine).
Pengertian kinerja yang lain yaitu
sebagai berikut:
1. Kinerja merupakan seperangkat hasil
yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu
pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps: 1992).
2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan
total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin: 1987).
3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy
and Premeaux: 1993).
4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang
harus memliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan
keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya( Hersey and Blanchard: 1993).
5. Kinerja merujuk kepada pencapaian
tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Casio: 1992).
6. Kinerja merujuk kepada tingkat
keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang
diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson and Ivancevich: 1994).
7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu. Ada tiga kriteria dalam
melakukan penilian kinerja individu, yakni: (a) tugas individu; (b) perilaku
individu; dan (c) ciri individu (Robbin: 1996).
8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas
dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun
perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991).
9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara
kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation (M) dan
kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya:
kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins:
1996).
Dengan demikian, kinerja ditentukan
oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan kinerja adalah
tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari
tiadanya rintangan-ringtangan yang mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang
individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan yang menjadi
penghambat.
Sehubungan dengan itu, kinerja adalah
kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun)
di mana salah satu entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done),
pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorng atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan
perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan
moral atau etika.
B. Elemen Teknologi Kinerja
Kinerja dapat dilihat dari sudut
pandang “individu, tim, organisasi” yang berarti hasil terkait dengan masukan
(input) dalam kaitan elemen teknologi yang terdiri dari : people, procesess,
resources dan tools.
Keadaan elemen teknologi untuk
pemecahan masalah atau menjawab kebutuhan dapat digambarkan sebagai berikut :
a.
People - Knowledge (cognitife), keahlian/skill(psycomo-
toric), motivasi, disiplin, pengalaman (affectif); Ada dua pengetahuan
(knowledges) yaitu knowledge expleasite dan knowledge tacit.
b. Procesess - metode, cara, peraturan mau
pun prosedur kerja yang diperlukan dalam melaksanakan program yang sudah
ditetapan untuk dikerjakan dan dicapai hasilnya sesuai tujuan/sasaran.
c.
Resources - Sumber-sumber material/bahan baku yg dibutuhkan
dalam proses produksi untuk mencapai tujuan/sasaran individu/organisasi.
d. Tools - Peralatan kerja yang mendukung
dan dapat digunakan oleh people, melalui metode untuk mengolah resources yang
ada. Prestasi kerja maupun bagaimana proses kerja berlangsung yang menghasilkan
sesuatu sesuai tujuan, yang diukur secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dalam mengukur kinerja individu-lazim
disebut produktivitas kerja, sedangkan produktivitas itu sendiri adalah nilai
hasil kerja (output) selama waktu tertentu.
C. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja
individu. Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi
berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh
keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut
model partner-lawyer (Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994), kinerja
individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) harapan mengenai
imbalan; (b) dorongan; (c) kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi
terhadap tugas; (e) imbalan internal dan eksternal; (f) persepsi terhadap
tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya
ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan dan (3)
lingkungan.
Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja
yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan
serta mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang
baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan
apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Kinerja individu
dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan
individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian
mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan
kebutuhannya.
Kepuasan tersebut berhubungan dengan
faktor-faktor individu, yakni: (a) kepribadian seperti aktualisasi diri,
kemampuan menghadapi tantangan, kemampuan menghadapi tekanan, (b) status dan
senioritas, makin tinggi hierarkis di dalam perusahaan lebih mudah individu
tersebut untuk puas; (c) kecocokan dengan minat, semakin cocok minat individu
semakin tinggi kepuasan kerjanya; (d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu
individu yang mempunyai kepuasan yang tinggi terhadap elemen-elemen
kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja, biasanya akan mempunyai
kepuasan kerja yang tinggi.
D. GURU/PENDIDIK
Pendidik atau di indonesia lebih
dikenal dengan istilah pengajar, adalah tenaga kependidian yang berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagi profesi pendidik.
pendidik adalah orang-orang yang dalam
melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para
peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan.
Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup
lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah
sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi. Guru
adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai salah satu
faktor penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan
dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan
yang diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia yang
menjadi perencana, pelaku dan penentu tercapainya tujuan organisasi.
Guru merupakan tulang
punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang berkaitan
dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya peran guru maka proses
belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal. Oleh karena itu dalam manajemen
pendididikan perananan guru dalam upaya keberhasilan pendidikan selalu
ditingkatkan, kinerja atau prestasi kerja guru harus selalu
ditingkatkan mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas
sumber daya manusia yang mampu bersaing di era global. Kinerja atau
prestasi kerja (performance) dapat diartikan sebagai pencapaian
hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing
organisasi dalam hal ini sekolah.
E. PERAN KINERJA INDIVIDU GURU
Seorang guru harus memiliki kepribadian
sejati. Kepribadian sejati berhubungan dengan kepribadian yang ditunjang oleh
penemuan visi, kepemimpinan dan pengelolaan diri yang baik.
Kepribadian berhubungan dengan potret
diri yang dilandasi mentalitas, moralitas dan spriritualitas yang baik. Visi
berhubungan dengan ekpresikeinginan tujuan, dan makna hidup pribadi.
Kepemimpinan pribadi berhubungan dengan jiwa dan sika serta perjuangan yang
memiliki nilai-nilai dan prinsip hidup. Pengelolaan pribadi berhubungan dengan
aktifitas diri yang terkendali untuk mencapai efektifitas pribadi yang fokus
pada visi dan tujuan hidup.
Visi misi pribadi adalah suatu
pernyatan ekspresi pribadi yang menyatakan tujuan dan makna hidup pribadi.
Contoh visi misi guru
Setiap pengajaran yang saya berikan
mengalir bagai air menyatu dengan alam. Niat saya semata-mata mendapat ridha
Allah untuk mengkader peserta didik menjadi generasi qur’ani melalui perubahan
paradigma dan penanaman aqidah. Dan lebih berarti sehingga tugas ibadah dan
kekhalifahan saya adalah mampu menguak rahasia sunnatullah dan saya bermanfaat
untuk umat melalui peserta didik saya atau masyarakat binaan saya.
Setelah visi misi dan tujuan jelas,
sebagai guru harus meningkatkan kualitas iman dan Islam, kualitas pola pikir,
kualitas proses pengajaran, kualitas hasil pengajaran dan kualitas hidup
pribadi.
Perihal yang perlu dilakukan guru
adalah merencanakan, menggunakan waktu dengan baik, berpikir sehat dan
bertindak objektif serta bertanggungjawab dan menggunkan kecakapan akademis,
kecakapan intuitif dan kecakapan rasa serta melaksanakan tupoksi guru.
Visi, menjadi mujtahid melalui profesi
guru. Untuk itu saya harus mewujudkan secara lebih ekpresif
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dengan memperhatikan pembahasan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa peran kinerja individu guru itu memiliki peran
yang luar biasa terhadap dunia pendidikan. Maju dan mundurnya dunia pendidikan
ditentukan oleh kinerja para guru.
Guru-guru yang hebat akan menghasilkan
(output) yang hebat pula. Kinerja individu guru sangat dipelukan guna
meningkatkat kualitas pendidikan.
B.SARAN
Setelah mengetahui betapa pentingnya
kinerja itu, maka penulis menyarankan kepada semua pihak, terutama kepada guru
supaya menerapkan dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
Daftar Pustaka
- Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr. (1996). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses, (Alih Bahasa Nunuk Adiarni), Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
- Hasibuan, Malayu SP. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
- Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya
- Rahardja, Alice Tjandralila. (2004). “Hubungan Antara Komunikasi antar Pribadi Guru dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMUK BPK PENABUR Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur. III (3). [Online]. Tersedia: www.bpkpenabur.or.id/jurnal. [20 Oktober 2005]
- Rivai, Veithzal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada
- Robbins, Stephen P., (2001), Organizational Behavior, New Jersey: Pearson Education International.
- Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar